
Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kalimantan Barat menyalurkan bantuan sembako kepada warga di wilayah terdampak banjir Kalbar di Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah. Kalimantan Barat. Kamis, (30/01/2025).
Pojokdesa.id - Pontianak. Musim hujan kebanjiran, musim panas kebakaran adalah kiasan kata yang cocok menggambarkan kondisi lingkungan di Kalimantan Barat (Kalbar). Hujan lebat yang mengguyur Kalbar sepekan trakhir, membuat sejumlah wilayah terendam banjir. Bahruni Hendri, Ketua relawan penanganan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) berkata banjir yang cukup parah di wilayah Kalbar terjadi di tiga kabupaten yakni Kabupaten Bengkayang, Landak dan Mempawah.
”Terkait bencana hidrometeorologi atau banjir dan ada juga tanah longsor di Kalbar, serikat Muhammadiyah melalui MDMC wilayah dan daerah melakukan aksi respon cepat di tiga wilayah yang paling terdampak yakni Kabupaten Bengkayang, Landak dan pagi tadi bertambah di Mempawah”. Ujarnya. Selasa, (28/01/2025).
Ia menambahkan dari tiga wilayah tersebut kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang menjadi salah satu wilayah yang sangat terdampak.
“Aksi respon cepat yang pertama di lakukan relawan MDMC Kalbar yakni melakukan koordinasi tim dan repied assessment mendata warga yang terdampak banjir seperti misalnya salah satu desa di dusun Ledo, tepatnya di Desa Lesabela, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang menjadi pusat aksi respon cepat MDMC Kalbar karena di situ menjadi wilayah terdampak banjir yang sangat parah”. Jelasnya.
Ia juga menjelaskan sekitar 200 warga yang berada di wilayah tersebut sudah dievakuasi ke posko darurat terdekat
“Setelah kami melakukan assessment atau kaji cepat situasi, kawan-kawan relawan MDMC juga ikut membantu proses evakuasi, sekitar 200 warga, perempuan dan anak-anak di wilayah tersebut, kita bantu evakuasi bersama kawan-kawan BPBD ke posko -posko darurat”. Jelasnya.
Selain itu, Bahruni Hendri Ketua MDMC Kalbar yang akrab di sapa Bang Galon berkata bahwa banjir besar yang terjadi di wilayah Kalbar kali ini merupakan banjir besar yang pernah terjadi.
Ia berpendapat bahwa rusaknya hutan sebagai ekosistem penyanggah atau wilayah penampung air menjadi sebab banjir besar yang belum surut ini terjadi di Kalimantan Barat.
“Kalau kita melihat dari kaca mata bencana banjir di Kalbar, dari hasil diskusi dan analisa kawan -kawan MDMC wilayah dan daerah, Banjir Kalbar hari ini adalah bencana ekologi, situasi di Kalimantan Barat saat ini bukan lagi darurat banjir tapi menurut kami darurat ekologi,”.
“Aih fungsi lahan, kebakaran hutan dan kerusakan hutan yang terjadi menyebabkan tidak adanya penyerap atau penampung air, fungsi hutan watercatmen area atau wilayah penampung air semakin sedikit maka air sudah pasti air akan meluap. Tegasnya.
Dari aksi respon cepat MDMC Kalbar, banjir yang terjadi di tiga wilayah tersebut belum surut. Galon Ketua MDMC Kalbar berkata untuk membantu korban bencana banjir di tiga wilayah terdampak banjir, Serikat Muhammadiyah melalui Tim Relawan Bencana MDMC Kalbar melakukan aksi kemanusiaan dengan menyalurkan bantuan dan mendirikan dapur umum di tiga Kabupaten yakni Bengkayang, Landak dan Mempawah.
“Aksi respon cepat bencana banjir Kalbar yang dilakukan MDMC Wilayah dan Daerah di masa recovery (penanganan) ini yakni melakukan aksi-aksi kemanusiaan, seperti membantu evakuasi warga, membangun dapur umum, menyalurkan bantuan sembako dan melalui LAZIS Muhammadiyah juga kita menggalang donasi untuk disalurkan kepada warga di tiga wilayah terdampak banjir Kalbar ini.”. Ujar Bahruni Hendri saat di wawancarai Pojokdesa.id. Rabu. (30/01/2025).