Skip to content
4 Juni 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Beranda
  • Redaksi
POJOKDESA.ID

POJOKDESA.ID

Primary Menu
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Olahraga
POJOKDESA.ID
  • Home
  • Perbedaan Pendidikan dan Pengajaran Dalam Tinjauan Konsep Ki Hadjar Dewantara

Perbedaan Pendidikan dan Pengajaran Dalam Tinjauan Konsep Ki Hadjar Dewantara

pojokdesa 3 Mei 2025
Ki Hadjar Dewantara

Gambar Karikatur Ki Hadjar Dewantara, Pahlawan Nasional, Bapak Pendidikan Indonesia . Sabtu, (03/05/2025).

Pojokdesa.id – Pontianak. Pendidikan dan Pengajaran merupakan dua kosa kata dalam proses belajar mengajar. Kebanyakan orang pada umumnya melihat dua kosa kata ini memiliki arti yang sama, akan tetapi sejatinya  pendidikan dan pengajaran tersebut merupakan dua entitas kata yang memiliki   istilah dan tujuan yang berbeda.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendidikan berasal dari kata “didik” dan pengajaran berasal dari kata “ajar”.

Kata “didik – men-didik” dalam KBBI berarti memelihara, memberikan latihan, ajaran, tuntunan dan memimpin suatu kecerdasan dan prilaku/akhlak seseorang. Sedangkan kosa kata pengajaran/mengajar yang bersumber dari kata “ajar” merupakan suatu petunjuk yang diberikan kepada seseorang untuk di ketahui.

Dari pengertian tersebut kosa kata pendidikan dan pengajaran sekilas tampak memiliki tujuan yang sama dalam menumbuh kembangkan pengetahuan dan kecerdasan seseorang. Akan tetapi jika ditinjau kembali, Pendidikan tak hanya fokus pada pengembangan kecerdasan saja namun juga kepada aspek  sisi sensitivitas kematangan jiwa/mental seseorang yang bermuara kepada prilaku/sikap, karakter seseorang.

Pengertian kata pendidikan dan pengajaran menurut Kamis KBBI tersebut senada dengan konsep pendidikan yang di jabarkan oleh bapak pendidikan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Mengutip Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang ditulis dalam Jurnal Ki Suratman. Pendidikan menurut KI Hadjar Dewantara ialah “Usaha pembudayaan yang bertujuan untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran, dan tubuh anak”. Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Tahun 1989.

Sebagai usaha pembudayaan, pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan budi pekerti (mental/jiwa), pikiran dan tubuh seseorang ditempa dari tiga sumber. Tiga sumber ini disebut Ki Hajar Dewantara sebagai Tri Pusat Pendidikan yakni Pendidikan di Sekolah, Orang tua dan Masyarakat.

Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa pendidikan yang dikenal dalam proses belajar mengajar tak harus dilakukan di ruang sekolah melainkan juga didapat dari sumber alam keluarga dan masyarakat/lingkungan sosial.

Dalam Pendidikan alam keluarga, seseorang akan ditempa dengan pendidikan sebaik mungkin, menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan di keluarga menjadi sumber utama pendidikan yang tak hanya berfokus pada pertumbuhan jasmani melainkan juga perkembangan rohani seseorang.

Bapak pendidikan Indonesia ini berpandangan keluarga sangat mempengaruhi perilaku pendidikan, terutama tolong-menolong dalam keluarga, menjaga saudara yang sakit, kebersamaan dalam menjaga kebersihan, kesehatan, kedamaian dan kebersamaan dalam berbagai persoalan dalam keluarga merupakan aspek yang mempengaruhi terhadap pendidikan seseorang.

Selain pendidikan alam keluarga, menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan juga diperoleh dari lingkungan sosial masyarakat, pengaruh lingkungan yang dibentuk oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, sistem politik dan sosial juga berperan penting dalam mempengaruhi proses pendidikan tumbuh kembangnya seseorang.

Sebagai upaya penumbuh kembangan kecerdasan dan Budi pekerti seseorang, pendidikan tak hanya fokus kepada peningkatan pengetahuan seseorang akan tetapi pendidikan juga berperan dalam menumbuh kembangkan mental/jiwa yang berpengaruh terhadap prilaku dan sikap seseorang.

Penjabaran tentang pengertian pendidikan tersebut berbeda dengan penjabaran tentang pengajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan suatu usaha pembudayaan kecerdasan dan budi pekerti sedangkan pengajaran hanya berfokus pada upaya untuk menumbuh kembangkan pengetahuan seseorang.

Dari itu dapat di tarik kesimpulan jika pendidikan menyasar kepada tumbuh kembang pengetahuan dan prilaku seorang anak sedangkan pengajaran hanya berfokus pada penumbuh kembangan salah satunya pengetahuan atau Budi pengerti.

Maka untuk menumbuh kembangkan seorang murid/siswa dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik tak hanya memberikan ilmu pengetahuan yang menumbuh kembangkan kecerdasan siswa/murid akan tetapi pendidik juga berperan menumbuh kembangkan mental/prilaku peserta didik/murid.

Pengajaran melahirkan orang yang cerdas dalam pengetahuan atau sikap akan tetapi pendidikan akan melahirkan seseorang yang cerdas pengetahuan dan sikap. Sabtu, (03/05/2025).

Continue Reading

Previous: Coba Nyamar Jadi Peserta Aksi May Day. Seorang Intel Polisi di Semarang Ditahan Dan Diintrogasi Massa
Next: Segera Terbit Buku Marhaenisme Sebagai Ajaran Mencapai Kesejahteraan Rakyat Jelata Karya Kader GMNI Al Qolam Malang

Berita Terkait

Dr. Muhammad Adib. M.A.

Mengingat Islam Nusantara, Manhaj Islamiyah dan Basis Ideologi Perubahan Menuju Tatanan Masyarakat yang Adil Sejahtera

pojokdesa 1 Juni 2025
20250527_053121

Menjaga Idealisme di Tengah Godaan Dunia Kerja

pojokdesa 27 Mei 2025
Konfercab PA GMNI Kota Pontianak

Gelar Konfercab Ke Dua, PA GMNI Pontianak Berhasil Tetapkan Genialogi Gerakan dan Nahkoda Baru Organisasi Priode 2025-2030

pojokdesa 27 Mei 2025
GMNI Cabang Jakarta Selatan Nyatakan Sikap Desak Reformasi Struktural di Pemerintahan

GMNI Cabang Jakarta Selatan Nyatakan Sikap Desak Reformasi Struktural di Pemerintahan

pojokdesa 23 Mei 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Beranda
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Beranda
  • Redaksi
POJOKDESA.ID MEDIA ARUS BAWAH | MoreNews by AF themes.
Kontak Redaksi Pojokdesa.id